mataalam09.blogspot.co.id SISTEM PERPIPAAN AIR BUANGAN dan VEN
Umum
Sistem plumbing air buangan diperlukan untuk mengalirkan air buangan dari fasilitas saniter terpasang dalam bangunan menuju ke saluran pembuangan kota . Definisi dari air buangan disini ialah air bekas pakai, yaitu air yang sudah keluar dari kran atau suplai air minum lainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam plumbing air buangan adalah :
- Pengalirannya pada tekanan atmosfir, artinya garis energinya sama dengan kemiringan muka air, atau sama dengan kemiringan ( slope ) pipa
- Dimensinya selalu dinyatakan dalam diameter dan slope pipa ( kemiringan pipa )
- Sambungan dalam perpipaan air buangan harus menggunakan Y-tee atau Y-cross
- Harus ada water trap ( perangkap air ) dari setiap alat plumbing
- Harus dibarengi dengan perpipaan ven ( ven sistem ), terutama untuk bangunan berlantai banyak
Terminologi dalam Plumbing Air Buangan
· Drainage pipe adalah pipa air buangan
· Soil pipe adalah pipa yang khusus menyalurkan air buangan yang mengandung fecal
· Waste pipe adalah pipa yang khusus mengalirkan air buangan yang tidak mengandung fecal
· Sanitary pipe adalah pipa yang menyalurkan air buangan yang mengandung fecal maupun yang tidak mengandung fecal
· Pipa ven adalah pipa untuk mengalirkan gas-gas yang dihasilkan dari pembusukan
· Branch adalah pipa horizontal
· Stack adalah pipa tegak
· Buiding drain adalah pipa air buangan horizontal yang terletak paling bawah ( tertanam di tanah ) ,dibawah bangunan
· Sewerage adalah jaringan pipa air buangan
· Sewer adalah pipa air buangan
· Sewage adalah air buangan yang berada di dalam sewerage
Dasar-dasar sistem Pembuangan
Jenis Air buangan
Air buangan atau sering pula disebut air limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri.
Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan:
1. Air kotor: air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.
2. Air bekas: air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi (bathtub), bak cuci tangan, bak dapur dsb.
3. Air hujan: dari atap, halaman dsb.
4. Air buangan khusus: yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya sseperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di RS, rumah pemotongan hewan, air buangan dari PLTN atau laboratorium penelitian atau pengobatan yangn menggunakan bahan radioaktif.
Klasifikasi sistem pembuangan air
1. Klasifikasi menurut jenis air buangan:
a) Sistem pembuangan air kotor
Adalah sistem pembuangan, yang dilalui air kotor dari kloset, peturasan, dan lain-lain dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar.
b) Sistem pembuangan air bekas
Adalah sistem pembuangan di mana air bekas dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar.
c) Sistem pembuangan air hujan
Adalah sistem pembuangan di mana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar.
d) Sistem air buangan khusus
Hanya untuk air buangan khusus, perlu disediakan peralatan pengolahan yang tepat pada sumbernya dan baru kemudian dimasukkan ke dalam riol umum.
e) Sistem pembuangan air dari dapur
Khusus untuk air buangan yang berasal dari bak cuci di dapur.
2. Klasifikasi menurut cara pembuangan air
a) Sistem pembuangan air campuran
Yaitu sistem pembuangan, dimana segala macam air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya.
b) Sistem pembuangan terpisah
Yaitu sistem pembuangan, dimana setiap jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara terpisah.
c) Sistem pembuangan tak langsung
Yaitu sistem pembuangan, dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat digabungkan dalam satu kelompok. Pada setiap akhir gabungan perlu dipasang pemecah aliran.
3. Klasifikasi menurut cara pengaliran
a) Sistem gravitasi
Dimana air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
b) Sistem bertekanan
Dimana saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat-alat plambing, sehingga air buangan dikumpulkan lebih dahulu dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke luar ke dalam riol umum.
4. Klasifikasi menurut letaknya
a) Sistem pembuangan gedung
Yaitu sistem pembuangan yang terletak dalam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding paling luar gedung tersebut.
b) Sistem pembuangan di luar gedung atau roil gedung
Yaitu sistem pembuangan di luar gedung, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling luar gedung tersebuutr sampai ke riol umum.
Kemiringan pipa dan kecepatan aliran
Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian padat. Untuk maksud tersebuut, pipa buangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus dialirkan..
Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang “kosong" cukup untuk mengalirkan udara.
Tabel 4.1: Kemiringan pipa pembuangan horizontal
Diameter pipa (mm)
Kemiringan minimum
75 atau kurang
100 atau kurang
1/50
1/100
Sumber: Noerbambang, Soufyan M & Moimura Takeo”Perancangan
dan Pemeliharaan Sistem Plambing”
Kemiringan pipa pembuangan gedung dan riol gedung dapat dibuat lebih landai dari pada yang dinyatakan dalam tabel asal kecepatannya tidak kurang dari 0.6 m/detik. Kalau kurang, kotoran dalam air buangan pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Sebaliknya bila terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Disamping itu kemiringan lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek sifon yang akan menyedot air penutup dalam perangkap alat plambing.
Untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm karena endapan kotoran ataupun kerak walaupun dipasang dengan kemiringan yang cukup akan menyumbat.
Lubang pembersih
- Syarat dan lokasi pemasangan lubang pembersih
a) Syarat pemasangan lubang pembersih
Lubang pembersih harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan sekelilingnya cukup luas untuk orang melakukan pembersihan pipa.
b) Lokasi lubang pembersih:
· Awal dari cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung.
· Pada pipa mendatar yang panjang.
· Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 45º.
· Bagian bawah dari pipa tegak atau di dekatnya.
· Dekat sambungan antara pipa pembuangan gedung denan roil gedung.
· Pada beberapa tempat sepanjang pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah.
- Ukuran lubang pembersih
Untuk ukuran pipa sampai dengan 100mm ukuran lubang pembersihnya sama dengan ukuran pipa, dan untuk pipa yang lebih besar ukuran lubang pembersih dibuat 100 mm.
- Lokasi pemasangan
Jarak antara lubang-lubang pembersih sepanjang pipa pembuangan untuk pipa ukuran sampai dengan 100 mm tidak boleh lebih dari 15 m, sedang untuk pipa ukuran lebih besar tidak boleh lebih dari 30 m.
Perhitungan Penetapan Diameter Pipa Air Buangan
Secara umum pipa air buangan harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam tabel 11.1 dan 11.3 “Plumbing” Harold E.Babbit.
Dasar-dasar Sistem Ven
Tujuan sistem ven
Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatu system pembuangan. Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut:
1) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan.
2) Menjaga sirkulasi yang lancer dalam pipa pembuangan.
3) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air.
Jenis sistem ven dan pipa ven
1. Jenis pipa ven
a) Ven tunggal
Pipa ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.
b) Ven lup
Pipa ini melayani dua atau lebih perangkap lat plambing, dan disambungkan kepada pipa ven tegak.
c) Ven pipa tegak
Pipa ini merupakan perpanjangna dari ipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi.
d) Ven bersama
Pipa ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.
e) Ven basah
Adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing selain kloset.
f) Ven pelepas
Adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dlam pipa pembuangan.
g) Pipa ven balik
Adalah bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang kemudian disambungkan kepada pipa tegak ven setelah dipasang mendatar di bawah lantai.
h) Pipa ven yoke
Pipa ven ini suatu ven pelepas, yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang bersangkutan.
2. Sistem ven
a. Sistem ven tunggal
Adalah sistem ven dimana pada setiap alat plambing dipsang sebuah pipa ven.
b. Sistem ven tunggal
Sistem ini melayani dua atau lebih alat plambing (maksimal 8) dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada pipa ven tegak.
c. Sistem ven pipa tegak
Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung kepada pipa tegak air buangan.
d. Sistem ven lainnya
1) Sistem ven bersama
2) Sistem ven basah
3) Sistem ven balik
4) Sistem ven yoke
e. Pipa tegak ven
Pipa tegak ven dipasang dalam hal dimana pipa tegak air kotor atau air bekas melayani dua interval cabang atau lebih, dan dalam hal ini dimana alat-alat plambing pada setiap lantai mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas pipa ini harus terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa dikurangi ukurannya.
Persyaratan untuk pipa ven
1) Kemiringan pipa ven
Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan agar titik air yang terbentuk atau air yang terbawa masuk ke dalamnya dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan.
2) Cabang pada pipa ven
Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas. Pipa ven untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan kepada pipa cabang mendatar tersebut pada bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut secara vertikal; hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45˚ terhadap vertikal. Syarat ini untuk mencegah masuknya air buangan ke dalam pipa ven dalam keadaan pipa buangan (tempat pipa ven tersebut disambungkan) kebetulan sedang penuh dengan air buangan.
3) Letak bagian mendatar pipa ven
Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mandatar pipa air buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang pipa ven.
4) Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Syarat untuk pembukaan ujung pipa tersebut:
a) Ujung terbuka
1) Pipa ven yang menembus atap, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-kurangnya 15 cm di atas bidang atap tersebut.
2) Kalau atap dipakai sebagai taman, jemuran pakaian dsb, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-kurangnya 2 m di atas bidang atap tersebut.
3) Ujung pipa ven tidak boleh digunakan sebagai tiang bendera, antena televisi, dsb.
b) Lokasi ujung pipa ven
1) Tidak boleh berada langsung di bawah pintu, lubang masuk udara venilasi dsb, dan juga tidak boleh berada dalam jarak 3 m horisontal dari padanya kecuali kalau sekurang-kurangnya 60 cm diatasnnya.
2) Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak mengganggu fungsinya.
3) Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang menjorok keluar gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.
4) Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk mencegah masuknya daun-daun kecil atau burung bersarang di dalamnya.
Perhitungan Sistem Ven
Secara umum pipa ven harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam tabel 11.11 “Plumbing” Harold E.Babbit
Sistem plumbing air buangan diperlukan untuk mengalirkan air buangan dari fasilitas saniter terpasang dalam bangunan menuju ke saluran pembuangan kota . Definisi dari air buangan disini ialah air bekas pakai, yaitu air yang sudah keluar dari kran atau suplai air minum lainnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam plumbing air buangan adalah :
- Pengalirannya pada tekanan atmosfir, artinya garis energinya sama dengan kemiringan muka air, atau sama dengan kemiringan ( slope ) pipa
- Dimensinya selalu dinyatakan dalam diameter dan slope pipa ( kemiringan pipa )
- Sambungan dalam perpipaan air buangan harus menggunakan Y-tee atau Y-cross
- Harus ada water trap ( perangkap air ) dari setiap alat plumbing
- Harus dibarengi dengan perpipaan ven ( ven sistem ), terutama untuk bangunan berlantai banyak
Terminologi dalam Plumbing Air Buangan
· Drainage pipe adalah pipa air buangan
· Soil pipe adalah pipa yang khusus menyalurkan air buangan yang mengandung fecal
· Waste pipe adalah pipa yang khusus mengalirkan air buangan yang tidak mengandung fecal
· Sanitary pipe adalah pipa yang menyalurkan air buangan yang mengandung fecal maupun yang tidak mengandung fecal
· Pipa ven adalah pipa untuk mengalirkan gas-gas yang dihasilkan dari pembusukan
· Branch adalah pipa horizontal
· Stack adalah pipa tegak
· Buiding drain adalah pipa air buangan horizontal yang terletak paling bawah ( tertanam di tanah ) ,dibawah bangunan
· Sewerage adalah jaringan pipa air buangan
· Sewer adalah pipa air buangan
· Sewage adalah air buangan yang berada di dalam sewerage
Dasar-dasar sistem Pembuangan
Jenis Air buangan
Air buangan atau sering pula disebut air limbah, adalah semua cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri.
Air buangan dapat dibagi menjadi empat golongan:
1. Air kotor: air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat-alat plambing lainnya.
2. Air bekas: air buangan yang berasal dari alat-alat plambing lainnya, seperti bak mandi (bathtub), bak cuci tangan, bak dapur dsb.
3. Air hujan: dari atap, halaman dsb.
4. Air buangan khusus: yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya sseperti yang berasal dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di RS, rumah pemotongan hewan, air buangan dari PLTN atau laboratorium penelitian atau pengobatan yangn menggunakan bahan radioaktif.
Klasifikasi sistem pembuangan air
1. Klasifikasi menurut jenis air buangan:
a) Sistem pembuangan air kotor
Adalah sistem pembuangan, yang dilalui air kotor dari kloset, peturasan, dan lain-lain dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar.
b) Sistem pembuangan air bekas
Adalah sistem pembuangan di mana air bekas dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar.
c) Sistem pembuangan air hujan
Adalah sistem pembuangan di mana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar.
d) Sistem air buangan khusus
Hanya untuk air buangan khusus, perlu disediakan peralatan pengolahan yang tepat pada sumbernya dan baru kemudian dimasukkan ke dalam riol umum.
e) Sistem pembuangan air dari dapur
Khusus untuk air buangan yang berasal dari bak cuci di dapur.
2. Klasifikasi menurut cara pembuangan air
a) Sistem pembuangan air campuran
Yaitu sistem pembuangan, dimana segala macam air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya.
b) Sistem pembuangan terpisah
Yaitu sistem pembuangan, dimana setiap jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara terpisah.
c) Sistem pembuangan tak langsung
Yaitu sistem pembuangan, dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat digabungkan dalam satu kelompok. Pada setiap akhir gabungan perlu dipasang pemecah aliran.
3. Klasifikasi menurut cara pengaliran
a) Sistem gravitasi
Dimana air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
b) Sistem bertekanan
Dimana saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat-alat plambing, sehingga air buangan dikumpulkan lebih dahulu dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke luar ke dalam riol umum.
4. Klasifikasi menurut letaknya
a) Sistem pembuangan gedung
Yaitu sistem pembuangan yang terletak dalam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding paling luar gedung tersebut.
b) Sistem pembuangan di luar gedung atau roil gedung
Yaitu sistem pembuangan di luar gedung, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling luar gedung tersebuutr sampai ke riol umum.
Kemiringan pipa dan kecepatan aliran
Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bagian-bagian padat. Untuk maksud tersebuut, pipa buangan harus mempunyai ukuran dan kemiringan yang cukup, sesuai dengan banyaknya dan jenis air buangan yang harus dialirkan..
Biasanya pipa dianggap tidak penuh berisi air buangan, melainkan hanya tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang “kosong" cukup untuk mengalirkan udara.
Tabel 4.1: Kemiringan pipa pembuangan horizontal
Diameter pipa (mm)
|
Kemiringan minimum
|
75 atau kurang
100 atau kurang
|
1/50
1/100
|
Sumber: Noerbambang, Soufyan M & Moimura Takeo”Perancangan
dan Pemeliharaan Sistem Plambing”
Kemiringan pipa pembuangan gedung dan riol gedung dapat dibuat lebih landai dari pada yang dinyatakan dalam tabel asal kecepatannya tidak kurang dari 0.6 m/detik. Kalau kurang, kotoran dalam air buangan pada akhirnya akan dapat menyumbat pipa. Sebaliknya bila terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Disamping itu kemiringan lebih curam dari 1/50 cenderung menimbulkan efek sifon yang akan menyedot air penutup dalam perangkap alat plambing.
Untuk jalur yang panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm karena endapan kotoran ataupun kerak walaupun dipasang dengan kemiringan yang cukup akan menyumbat.
Lubang pembersih
- Syarat dan lokasi pemasangan lubang pembersih
a) Syarat pemasangan lubang pembersih
Lubang pembersih harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai dan sekelilingnya cukup luas untuk orang melakukan pembersihan pipa.
b) Lokasi lubang pembersih:
· Awal dari cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung.
· Pada pipa mendatar yang panjang.
· Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 45º.
· Bagian bawah dari pipa tegak atau di dekatnya.
· Dekat sambungan antara pipa pembuangan gedung denan roil gedung.
· Pada beberapa tempat sepanjang pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah.
- Ukuran lubang pembersih
Untuk ukuran pipa sampai dengan 100mm ukuran lubang pembersihnya sama dengan ukuran pipa, dan untuk pipa yang lebih besar ukuran lubang pembersih dibuat 100 mm.
- Lokasi pemasangan
Jarak antara lubang-lubang pembersih sepanjang pipa pembuangan untuk pipa ukuran sampai dengan 100 mm tidak boleh lebih dari 15 m, sedang untuk pipa ukuran lebih besar tidak boleh lebih dari 30 m.
Perhitungan Penetapan Diameter Pipa Air Buangan
Secara umum pipa air buangan harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam tabel 11.1 dan 11.3 “Plumbing” Harold E.Babbit.
Dasar-dasar Sistem Ven
Tujuan sistem ven
Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatu system pembuangan. Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut:
1) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan.
2) Menjaga sirkulasi yang lancer dalam pipa pembuangan.
3) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan.
Karena tujuan utamanya adalah menjaga agar perangkap tetap mempunyai sekat air, maka pipa ven harus dipasang sedemikian rupa agar mencegah hilangnya sekat air.
Jenis sistem ven dan pipa ven
1. Jenis pipa ven
a) Ven tunggal
Pipa ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada sistem ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.
b) Ven lup
Pipa ini melayani dua atau lebih perangkap lat plambing, dan disambungkan kepada pipa ven tegak.
c) Ven pipa tegak
Pipa ini merupakan perpanjangna dari ipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar pipa air buangan tertinggi.
d) Ven bersama
Pipa ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua pipa pengering alat plambing tersebut disambungkan bersama.
e) Ven basah
Adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat plambing selain kloset.
f) Ven pelepas
Adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dlam pipa pembuangan.
g) Pipa ven balik
Adalah bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang kemudian disambungkan kepada pipa tegak ven setelah dipasang mendatar di bawah lantai.
h) Pipa ven yoke
Pipa ven ini suatu ven pelepas, yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa tegak ven, untuk mencegah perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang bersangkutan.
2. Sistem ven
a. Sistem ven tunggal
Adalah sistem ven dimana pada setiap alat plambing dipsang sebuah pipa ven.
b. Sistem ven tunggal
b. Sistem ven tunggal
Sistem ini melayani dua atau lebih alat plambing (maksimal 8) dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada pipa ven tegak.
c. Sistem ven pipa tegak
Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung kepada pipa tegak air buangan.
d. Sistem ven lainnya
1) Sistem ven bersama
2) Sistem ven basah
3) Sistem ven balik
4) Sistem ven yoke
e. Pipa tegak ven
Pipa tegak ven dipasang dalam hal dimana pipa tegak air kotor atau air bekas melayani dua interval cabang atau lebih, dan dalam hal ini dimana alat-alat plambing pada setiap lantai mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas pipa ini harus terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa dikurangi ukurannya.
Persyaratan untuk pipa ven
1) Kemiringan pipa ven
Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan agar titik air yang terbentuk atau air yang terbawa masuk ke dalamnya dapat mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan.
2) Cabang pada pipa ven
Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan terhalang oleh masuknya air kotor atau air bekas. Pipa ven untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan kepada pipa cabang mendatar tersebut pada bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut secara vertikal; hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambungkan dengan sudut tidak lebih dari 45˚ terhadap vertikal. Syarat ini untuk mencegah masuknya air buangan ke dalam pipa ven dalam keadaan pipa buangan (tempat pipa ven tersebut disambungkan) kebetulan sedang penuh dengan air buangan.
3) Letak bagian mendatar pipa ven
Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mandatar pipa air buangan, pipa ven tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air banjir alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau disambungkan kepada cabang pipa ven.
4) Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Syarat untuk pembukaan ujung pipa tersebut:
a) Ujung terbuka
1) Pipa ven yang menembus atap, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-kurangnya 15 cm di atas bidang atap tersebut.
2) Kalau atap dipakai sebagai taman, jemuran pakaian dsb, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada sekurang-kurangnya 2 m di atas bidang atap tersebut.
3) Ujung pipa ven tidak boleh digunakan sebagai tiang bendera, antena televisi, dsb.
b) Lokasi ujung pipa ven
2) Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak mengganggu fungsinya.
3) Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang menjorok keluar gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.
4) Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk mencegah masuknya daun-daun kecil atau burung bersarang di dalamnya.
Perhitungan Sistem Ven
Secara umum pipa ven harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam tabel 11.11 “Plumbing” Harold E.Babbit
0 Response to "Mechancical Electrical Plumbing"
Post a Comment