Penemuan Baru: Kentang Jadi Sumber
Energi Pengganti Listrik
Mungkin tak banyak
orang tahu jika ada kegunaan lain dari umbi kentang. Ya, biasanya, ACE’s
menjadikan kentang sebagai makanan. Kentang bisa secara sederhana direbus
atau digoreng menjadi sebuah makanan
“high class” French Fries.
Kentang menerangi
dunia (BBC) Kentang menerangi dunia (BBC)
Seorang
ilmuwan dari Hebrew University of Jerusalem, bernama Rabinowitch berhasil
menemukan bahwa kentang juga berguna untuk menerangi dunia. Sepotong kentang
bisa menghasilkan energi pengganti listrik yang membuat lampu menyala. Caranya,
tancapkan sepasang plat logam, kabel, dan lampu LED ke sebutir kentang, maka
umbi itu bisa memberi penerangan bagi kota dan desa terpencil di seluruh dunia.
Rabinowitch
dan rekannya juga telah menemukan teknik yang sederhana dan orisinal untuk
mendayagunakan kentang agar bisa menghasilkan energi dengan baik. “Sebutir
kentang bisa memberikan energi bagi lampu LED untuk menerangi 1 kamar selama 40
hari,” ujar Rabinowitch, seperti dimuat BBC.
Sejatinya,
inovasi ini merupakan pengembangan dari penemuan sebelumnya yang dilakukan oleh
Luigi Galvani pada tahun 1780, ketika ia menghubungkan dua batang logam ke kaki
kodok dan menyebabkan otot hewan itu menjadi kejang. Namun Anda bisa meletakkan
beragam bahan di antara dua elektroda untuk mendapatkan efek serupa.
Dari
temuannya itu diketahui bahwa asam di dalam kentang membentuk reaksi kimia
dengan seng dan tembaga, dan ketika elektron mengalir dari satu bahan ke bahan
lainnya, maka energi dilepaskan.
Sementara
itu, Alexander Volta si penemu baterai yang hidup di sekitar masa Galvani-
menggunakan kertas yang direndam di air garam. Sejumlah ilmuwan lain ketika itu
membuat ‘baterai tanah’ denan menggunakan dua keping logam dan setumpuk tanah,
atau seember air.
Pada
masa ini, Kentang sering menjadi pilihan favorit untuk mengajarkan prinsip
ilmiah tersebut di kelas sains sekolah menengah. Namun, yang mengejutkan bagi
Rabinowitch adalah, tak ada yang secara ilmiah mempelajari kentang sebagai
sumber energi. Maka pada tahun 2010, ia memutuskan untuk mencobanya, bersama
dengan mahasiswa PhD, Alex Goldberg, dan Boris Rubinsky dari the University of
California, Berkeley.
“Kami
mengamati 20 jenis kentang berbeda,” kata Goldberg. “Dan kami melihat
resistensi internal mereka, yang membantu kami memahami berapa energi yang
hilang oleh panas.”
Mereka
menemukan bahwa dengan merebus kentang selama delapan menit, maka jaringan
organik di dalamnya buyar, sehingga mengurangi resistensi serta membuat gerakan
elektron menjadi lebih bebas dan bisa menghasilkan lebih banyak energi.
‘Kentang rebus’ juga
meningkatkan asupan energi dengan mengiris kentang menjadi empat atau lima
potong, masing-masing dikepit oleh lempengan tembaga dan seng untuk membentuk
rangkaian. “Kami menemukan bahwa kami bisa meningkatkan output sepuluh kali
lipat, yang amat menarik secara ekonomis karena menurunkan ongkos produksi
energi,” kata Goldberg.
“Itu
adalah energi bertegangan rendah,” tambah Rabinowitch. “Tapi cukup untuk
membuat baterai yang bisa mengisi ulang ponsel atau laptop di tempat-tempat
yang tak punya saluran listik.”
Analisa biaya mereka
memperkirakan, sebutir baterai kentang rebus dengan elektroda seng dan tembaga
bisa menghasilkan sumber energi bergerak sekitar US$9 (Rp118.000) per kwh, atau
1/50 lebih murah daripada satu butir baterai 1,5 volt AA Alkaline atau baterai
sel D, yang berharga US$49-84 per kwh. Ini diperkirakan juga lebih murah 1/6
kali dibanding lampu minyak tanah standar yang dipakai di negara-negara
berkembang.
0 Response to "Kentang Jadi Sumber Energi"
Post a Comment